Friday 15 February 2013

jangan jadikan aku istrimu

Jangan jadikan aku istrimu….
Jika nanti dengan alasan bosan, kamu berpaling pada perempuan lain. Kamu harus tau meski bosan mendengar suara dengkuranmu, melihatmu begitu pulas, wajah mantan pacarku yang terlihat begitu sempurnanya pun takkan mengalihkan pandanganku dari wajah lelahmu setelah bekerja seharian.

Jangan jadikan aku istrimu….
Jika nanti kamu enggan bangun hanya untuk mengganti popok anakmu ketika ia terbangun tengah malam, sedang selama 9 bulan aku harus membawanya di perutku, membuat badanku pegal dan tak bisa tidur sesukaku.

Jangan jadikan aku istrimu….
Jika nanti kita tak bisa berbagi baik suka maupun sedih, dan kamu lebih memilih teman perempuanmu untuk bercerita. Kamu harus tau meskipun begitu banyak teman yang mau menampung curahan hatiku, padamu aku hanya ingin berbagi.

Jangan jadikan aku istrimu….
Jika nanti dengan alasan sudah tidak cocok, kamu memutuskan untuk menceraikan diriku. Kamu tau betul kita memang berbeda, dan bukan persamaan yang menyatukan kita, tapi komitmen kita untuk hidup bersama.

Jangan jadikan aku istrimu….
Jika nanti kamu memilih tamparan dan kata-kata kasar untuk memperingatkan kesalahanku. Sedang aku tidak tuli dan masih bisa mendengar kata-katamu yang lembut tapi berwibawa.

Jangan pilih aku sebagai istrimu….
Jika nanti setelah seharian bekerja kamu tidak segera pulang, dan memilih bertemu dengan teman-temanmu. Sedang seharian aku sudah begitu lelah mencuci, dengan setrikaan yang menumpuk. Dan aku bahkan tidak sempat menyisir rambutku. Dan rumah bukan hanya kewajibanku, karena kamu menikahiku bukan untuk menjadi pembantu tapi menjadi pendamping hidupmu. Dan jika boleh memilih, aku akan lebih memilih mencari uang dan kamu di rumah saja sehingga kamu tau bagaimana rasanya.

Jangan pilih aku sebagai istrimu….
Jika nanti kamu lebih sering berkutat dengan pekerjaanmu, bahkan di hari minggu daripada meluangkan waktu bersama keluarga. Aku memilihmu bukan karena aku tau aku akan hidup nyaman dengan segala fasilitas yang bisa kamu persembahkan untukku.
Harta tidak pernah lebih penting dari kebersamaan kita membangun keluarga karena kita tidak hidup hari ini saja.

Jangan pilih aku sebagai istrimu….
Jika nanti kamu malu membawaku ke pesta pernikahan teman-temanmu dan malu memperkenalkan aku sebagai istrimu.  Meski aku bangga karena kamu memilihku, tapi takkan ku biarkan kata-kata mu menyakiti bagiku. Pasangan bukan sebuah trofi apalagi pajangan. Bukan hanya seseorang yang sedap dipandang mata. Tapi menyejukkan bathin ketika dunia tak lagi menyapa. Rupa adalah anugerah yang akan pudar terkikis waktu, pada saat itu kamu akan tau kalau pikiran dangkal telah menjerumuskanmu.

Jangan pilih aku sebagai istrimu….
Jika nanti kamu berpikir akan mencari pengganti ketika tubuhku tak lagi selangsing sekarang. Kamu tentunya tau kalau kamu juga ikut andil besar dengan melarnya tubuhku. Karena aku tidak punya waktu untuk diriku sendiri, sedang kamu selalu menyempatkan diri ketika teman-temanmu mengajakmu berpetualang.

Jangan jadikan aku istrimu….
Jika saat ini kamu masih ingin bersenang-senang dengan teman-teman mu dan beranggapan aku akan melarangmu bertemu mereka setelah kita menikah.
Kamu tidak tau aku pun masih ingin menghabiskan waktu bersama dengan teman-teman ku untuk sekedar ngobrol ataupun creambath di salon dan tidak ingin apa yang disebut dengan “kewajiban” membuatku terisolasi dari pergaulan. Aku semakin disibukkan dengan urusan rumahtangga.
Menikah bukan untuk menghapuskan identitas kita sebagai individu, tapi kita tau kita harus menghormati hak masing-masing tanpa melupakan kewajiban.

Jangan jadikan aku istrimu….
Jika saat ini kamu masih ingin meraih impian mimpi muda, aku hanya akan menjadi penghalang untuk langkahmu itu. Meski menikah dengan mu adalah impian ku, aku tidak akan keberatan menunda itu demi cita-cita mu karena aku juga punya cita-cita dan aku tau bagaimana rasanya jika aku berhasil meraihnya.

Jangan jadikan aku istrimu….
Jika pada saat ini kamu sungkan pada orang tuaku, dan merasa tidak nyaman karena waktu akan semakin menunjukkan kekuasaannya. Bagiku hidup lebih-lebih dari angka yang kita sebut umur, aku tidak ingin menikah karena kewajiban atau untuk menyenangkan keluargaku. Menikah denganmu adalah salah satu keputusan terbesar dalam hidupku yang tidak ingin ku sesali hanya karena terburu-buru.

Jangan jadikan aku istrimu….
Jika sampai saat ini kamu masih berpikir nbahwa mancuci adalah pekerjaan perempuan. Aku takkan keberatan membetulkan genteng rumah dan berubahh menjadi satpam untuk melindungi anak-anak dan hartamu ketika kamu ke luar kota.

Jangan jadikan aku istrimu….
Jika saat ini masih ada perempuan yang menarik hatimu, dan rasa penasaran yang membuatmu enggan mengenalkanku pada mereka.
Kamu harus tau meski cintamu sudah aku perjuangkan, aku takkan ragu untuk meninggalkanmu.   

Jangan jadikan aku istrimu….
Jika kamu masih berpikir kamu lah cinta pertamaku, sedang setiap hari aku masih harus mendengar nama-nama mantanmu dan dengan sekuat tenaga menghilangkan rasa cemburu yang mungkin tidak beralasan tapi kamu harus yakin, kamulah cinta terakhir dan satu-satunya cinta yang ingin aku jalani sampai akhir hayatku.

Jangan jadikan aku istrimu….
Jika kamu pikir bisa menduakan cinta, kamu mungkin tak tau seberapa besar aku mengagungkan sebuah cinta tapi aku juga takkan menyakiti diriku sendiri jika cinta yang kupilih menghianatiku.


Jika kamu berpikir aku mencari kesempurnaan. Jangan pernah berpikir menjadikanku sebagai istrimu jika kamu belum tau satupun alasan kenapa aku harus menerimamu sebagai suamiku.

No comments:

Post a Comment