Salah satu contoh yang sering terjadi di mana-mana dan yang paling
banyak saya dengar dari teman-teman saya yang lain; adalah kasus di mana
si wanita sudah memiliki pasangan tetapi dia berteman sangat dekat
dengan Anda. Dekat sekali, melebihi kedekatan seorang sahabat biasa.
Biasanya ini diawali dari hubungan yang kurang ideal antara si wanita
dengan pasangannya. Anda adalah pria baik hati yang berada di tempat
yang tepat dan waktu yang tepat. Si wanita mendapatkan dari Anda apa
yang tidak didapat dari pasangannya. Dia kerap mengeluh soal pasangannya
kepada Anda, berkata ingin putus dengan pasangannya tersebut, dan
bahkan menyatakan kalu ia menyukai Anda. Anda pun makin semangat dan
menyiraminya dengan lebih banyak perhatian.
Setelah beberapa lama, Anda baru menyadari bahwa dia tidak pernah
mengambil tindakan apa-apa untuk menjadi kekasih Anda yang resmi.
Jangankan memutuskan hubungan dengan pasangannya, terkadang ketika si
pria sedang baik hati dan penuh perhatian, dia seperti melupakan
keberadaan Anda sama sekali. Dan datang kembali kepada Anda ketika dia
membutuhkan ‘jasa’ Anda. Si wanita tidak juga putus dengan pasangannya
tapi juga tidak ingin kehilangan Anda.
Sambil menyelam minum air. Dia yang paling diuntungkan dari situasi ini.
Dan yang jadi masalah, Anda tidak berani untuk mengambil tindakan tegas
karena Anda juga takut kehilangannya.. “Sedikit lagi.. sebentar lagi..
dia akan jadi milikku.” Itu yang ada di pikiran Anda. Tapi hal itu tidak
pernah terjadi.
Saya pernah mengalaminya. Beberapa teman saya malah terpuruk dalam
situasi seperti itu sampai bertahun-tahun lamanya. Dengan setia menunggu
si wanita hingga akhirnya putus dengan pasangannya dan berharap dapat
menjadi kekasihnya yang resmi. Hanya untuk melihat si wanita berpindah
ke pelukan pria lain. Hanya butuh waktu kurang dari 10 menit bagi wanita
untuk memutuskan apakah dia akan mencoba melanjutkan hubungan atau
menolak Anda. Lalu mengapa dia memberikan respon positif kalau akhirnya
akan menyakiti Anda?
Karena wanita adalah mahluk paling egois di muka bumi ini.
Dari segi ilmu biologi dan evolusi, hal ini sudah diakui secara
saintifik. Tapi saya bukan Darwin dan artikel ini akan jadi keterlaluan
panjangnya apabila saya menjelaskan teorinya. Saya hanya ingin
menegaskan, bahwa wanita itu mahluk paling egois adalah sebuah fakta.
Saya tidak sedang menjelek-jelekkan wanita. Sama sekali tidak. Karena
egois adalah sifat dasar manusia. Egois adalah kunci kelangsungan hidup.
Dan tingkat keegoisan wanita, khususnya wanita yang cantik dan high
demand, biasanya jauh lebih tinggi dibanding pria.
Karena sejak kecil mereka sudah terbiasa dimanja, diinginkan dan
dituruti kemauannya. Coba bayangkan sejenak. Sejak kecil orang tua Anda
selalu memanjakan Anda, dan mulai usia remaja hingga kini sudah tak
terhitung lagi berapa banyak pria-pria ngarep yang selalu mengikuti
kemauan Anda. Apabila semua kemauan Anda selalu dituruti dan Anda selalu
mendapatkan hampir semua yang Anda inginkan, Anda sudah pasti akan
menjadi orang yang sangat egois. Tapi Anda tidak akan menyadari bahwa
Anda egois. Karena bagi Anda itu adalah hal yang normal dan sewajarnya
terjadi.
Sekarang Anda pasti sudah tahu kalau wanita itu adalah mahluk emosional.
Hampir segala tindakan mereka didasarkan atas perasaan. Bagi wanita,
apa yang mereka rasakan pada detik itu juga adalah hal yang paling
penting untuk mereka, lebih penting dari konsekuensi sebab-akibatnya.
Dan mereka akan melakukan apa saja untuk memenuhi kepuasan emosional
mereka saat itu juga.
Itu sebabnya apabila mereka merasa nyaman dengan perhatian Anda, mereka
akan terus memberikan respon positif yang akan mengundang Anda untuk
memberikan lebih banyak lagi perhatian dan kenyamanan untuknya. Meskipun
mereka tahu kalau pada akhirnya mereka harus melukai Anda. Tapi
perasaan Anda bukanlah prioritas mereka
Kenyataan memang kadang-kadang menyakitkan. Namun bila Anda sudah
mengetahui realitanya sebelum menceburkan diri, Anda bisa keluar sebelum
Anda basah kuyup.
No comments:
Post a Comment