Sunday 17 February 2013

Antara Cinta Dan Realita



Bila melihat dari keadaan masyarakat kita yang ketimur-timuran, hanya sedikit sekali dari kita yang dididik dalam realita. Sekalipun kita memiliki keluarga yang sempurna dan teladan, tetap tidak banyak yang berani membukakan kepada kita tentang apakah realita yang sebenarnya tentang hubungan pria-wanita.
Pertama, mungkin karena mereka memang tidak mengerti tentang realita tersebut. Kedua, mungkin karena mereka ingin melindungi kita dari kerasnya realita dan memastikan hidup kita terpola rapi, aman, dan seperti-yang-seharusnya. Sayang sekali, karena semua ajaran mereka tentang bersikap seperti-yang-seharusnya, banyak dari kita tumbuh menjadi pria yang disfungsional terhadap wanita. Ide bahwa kita wajib rajin memberi perhatian, bersikap dewasa dan sopan yang biasa disebut 'Gentleman' itu lebih sering membawa kita berputar di 'Lembah Ngarep' yang tidak ada habis-habisnya.
Berapa banyak pria di luar sana yang berpikir bahwa untuk mendapatkan wanita, Anda harus 'membeli' perhatiannya dahulu Hampir semua! Misalnya dengan jadi temen curhat, supir pribadi, memberi kado saat ultah, selalu ada ketika dia membutuhkan, dan sebagainya. Sekilas itu memang memberikan efek yang Anda idam-idamkan. Kedekatan Anda dengan wanita itu akan menjadi lebih intens dibanding dengan pria-pria lain. Atau jika situasi mendukung, akan muncul sejumlah gosip tentang kalian berpacaran. Anda merasa taktik 'membeli-dan-menyokong' itu berhasil. Wanita itu juga merasa sangat nyaman dengan Anda. Anda begitu menikmati semua gosip dan ledekan-ledekan itu, sampai Anda lupa bahwa sebenarnya kalian tidak seperti itu.
Alasan wanita itu nyaman adalah karena dia bisa mendapatkan sesuatu dari Anda. Saya mengenal sejumlah wanita yang mengaku mereka tidak keberatan dianggap pacaran dengan pria tertentu kalau bisa mendapatkan fasilitas yang menarik. Beberapa bahkan berani sampai benar-benar pacaran. Tidak ada batas bagi apa yang akan wanita lakukan agar mereka bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan.
"Berilah perhatian dan bersikap gentleman terhadap si dia, maka dia akan tertarik pada Anda." Tapi realita berkata bahwa dia tidak tertarik. Dia hanya tertarik pada semua 'resources' yang Anda miliki, dan tidak segan-segan beralih ke pria gentleman berikutnya yang bersedia memberikan fasilitas serupa atau lebih besar.
Saya berbicara tentang realita. Realita bahwa untuk memiliki hubungan yang benar, Anda harus memulai dan memicu ketertarikan dengan benar. Menjadi gentleman TIDAK MAMPU memicu ketertarikan yang benar. Itu hanya mampu membawanya sebatas hanya-teman-saja.
 Itu sebabnya tidak perlu waktu lama bagi wanita-wanita untuk menunjukkan respon yang berbeda ketika Anda mulai beraksi. Lagipula, apapun reaksi mereka, itu jauh lebih bagus daripada Anda yang harus lagi-lagi terperosok ke dalam 'Lembah Ngarep', 'kan? Cinta itu realistis, jadi jangan bawa mimpi dan kisah-kisah indah dalam film saat berhadapan dengan wanita.

No comments:

Post a Comment