Sunday 17 February 2013

Perasaan Tertarik Tidak Bisa Dipaksakan



Alkisah...
Seorang pria menyukai seorang wanita. Sang wanita juga menyukai sang pria. Lewatkan waktu bersama. Tertawa bersama. Segalanya indah. Lalu masalah itu datang. Dan semuanya hancur berantakan. Langkah mereka menjauh. Hati mereka hancur. Perpisahan di ambang pintu. Sang pria tidak bisa membiarkan sang wanita pergi. Sang pria tidak ingin kehilangan sang wanita. Maka ia berusaha menunjukkan ketulusan perasaannya. Namun semakin ia berusaha. Semakin ia terjerumus dan tidak bisa keluar.
Terperangkap oleh pasir hisap.

Ini bukan puisi cinta murahan. Ini adalah pengalaman banyak pria di luar sana. Apakah Anda pernah mengalami hal yang serupa?

Hanya demi mempertahankan hubungan yang memburuk, Anda melakukan semua hal yang akan dilakukan pria manapun di saat seperti itu: melancarkan serangan bertubi-tubi. Sms dan telpon setiap hari, menyatakan perasaan Anda berulang kali, membelikan hadiah-hadiah, memperlakukan dia lebih baik dari sebelumnya bak putri raja, mencoba melucu dan membuat dia tertawa.

Anda menjadi pengemis yang mengharapkan dengan iba sisa-sisa perasaan dia pada Anda. Namun hasilnya tidak sesuai dengan harapan dan sangat tidak sebanding dengan pengorbanan Anda, karena pada akhirnya dia tetap pergi meninggalkan Anda di tengah-tengah kefrustrasian. Anda tidak mengerti. Kenapa setiap usaha untuk membuktikan ketulusan perasaan Anda selalu berakhir bagai asap diterpa angin? Kenapa ketulusan Anda hanya bagai sampah di matanya? Kenapa seolah-olah perasaan wanita itu gampang sekali berubah menjadi dingin?

Jawabannya terlalu singkat untuk bisa diterima begitu saja:
PERASAAN TERTARIK ITU TIDAK BISA DIPAKSAKAN.

Anda pasti berpikir "Kalau cuma begitu aja, gue juga tau!" Oke. Kalau Anda memang tahu, lalu kenapa Anda terus memaksa diri dan memaksa perasaan wanita yang sudah tidak tertarik kepada Anda? Jawabannya bukan karena cinta, ketulusan, atau alasan-alasan romantis picisan lainnya, melainkan karena RASA TIDAK PUAS Anda akan keadaan tersebut.

Sebagai pria, sejak kecil kita didoktrin dengan nilai-nilai keberhasilan yang dipaksakan. Sehingga kita menjadi pecundang kecil yang tidak akan pernah mau mengakui bahwa dirinya adalah pecundang. Kita tidak mau menerima kekalahan, tidak ingin menghadapi kegagalan dan kita selalu berusaha untuk menjadi orang yang memegang kendali atas segala sesuatu.

Untuk itulah, dengan dalih perasaan sayang atau cinta atau apalah, kita memaksa diri kita untuk tetap mempertahankan sang wanita. Padahal dengan melakukan hal-hal tersebut Anda telah memaksa wanita tersebut. Dan tidak ada orang yang suka dengan pemaksaan. Itu sebabnya, semakin Anda berusaha semakin sang wanita akan menjauh dan menghilang.

Kalau Anda benar-benar tulus, Anda tidak akan frustasi apabila sang wanita pergi meninggalkan Anda. Anda tidak akan berubah menjadi sinis atau malah benci kepadanya. Kenapa banyak pria berubah sikap menjadi benci dan menjelek-jelekan wanita yang sudah menolak atau meninggalkannya? Karena Anda sudah kalah, dan Anda benci kekalahan. Masuk akal?

Apabila Anda berkata "Ya" maka saya ingin mengatakan bahwa saya tidak menemukan hal ini begitu saja. Saya menghabiskan malam-malam penuh frustasi untuk mencari jawaban dan penjelasan. Saya tidak mau menjadi pecundang. Karena itu saya memikirkan berbagai macam alasan dan penjelasan yang hanya dapat menghibur sementara saja dan menyangkal kekalahan saya.

Kalau Anda telah membaca sampai di sini dan merasa bahwa apa yang saya bagikan sesuai dengan keadaan Anda, maka ini saatnya Anda mengakui kekalahan Anda. Akui saja rasa ketidak puasanmu dan hadapi kegagalanmu. Setelah Anda melakukannya, Anda akan menyadari bahwa tidak apa-apa untuk mengakui kegagalan.

Dan sekarang saatnya Anda memasuki permainan yang baru dengan lebih percaya diri dan kesiapan yang matang, karena Anda telah mengetahui alasan kenapa Anda kalah dan Anda tidak akan mengulanginya lagi.

Lupakan sang wanita, jangan pernah lagi mengemis dan menyerangnya dengan bertubi-tubi. Justru dengan Anda melepas dan memberinya keleluasaan, kesempatan Anda untuk mendapatkannya kembali di kemudian hari (apabila Anda masih berminat) akan lebih tinggi dibandingkan apabila Anda memaksanya seperti yang diceritakan dalam artikel Balikan Dengan Mantan.

Cara termudah untuk melupakan seorang wanita adalah dengan bertemu wanita-wanita baru. Kenapa Anda harus peduli pada wanita lama Anda apabila Anda bisa di kelilingi oleh wanita-wanita yang sama atau bahkan lebih menarik darinya? 

No comments:

Post a Comment